link |
pada hari minggu ku turut ayah ke kota,
naik delman istimewa ku duduk dimuka,
ku duduk dsamping pak kusir yang sedang bekerja,
lalu ku lihat banyak wanita berpakaian sexy, woooww...
ternyata pada tanggal 18/09/2011, anggota Perkumpulan Pembela Hak Perempuan mengadakan aksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk memprotes pernyataan Gubernur DKI, Fauzie Bowo, tentang himbauan tidak pemakaian rok mini bagi perempuan.
Pernyataan Fauzie Bowo (Foke) itu dilatarbelakangi terjadinya kasus pemerkosaan di angkot beberapa hari lalu. Ia menghimbau agar penumpang wanita tidak menggunakan pakaian mini saat berada di angkutan umum agar tidak mengundang reaksi negatif.
Pernyataan tersebut mengundang reaksi keras kaum liberal dan feminisme. Aktivis pro feminisme meyakini bahwa pakaian minim adalah hak asasi perempuan. Sehingga mereka tidak terima jika pakaian minim dikaitkan dengan penyebab pelecehan terhadap wanita.
Ulil Abshar Abdallah, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Indonesia di antara yang ikut mendukung aksi mereka. Menurutnya himbauan untuk menurutup aurat wanita merupkan cerminan pemikiran konservatif.
"Buat saya, memandang masalah pakaian melulu dari moral dress code (kode berpakaian) agama, itu terlalu sempit. Karena kemajuan masyarakat modern itu tercermin dalam keragaman cara berpakaian terutama di kalangan perempuan," katanya. (hidayatullah.com 22/09).
Pernyataan-pernyataan Ulil dan aktivis Perkumpulan Pembela Hak Perempuan tersebut menunjukkan mereka penganut paham yang disebut “Postmodern”. Disebut postmodern sebab filsafat postmodern dijadikan sebagai ‘akidah’-nya. (hidayatullah.com)
terlepas dari kepercayaan yang mereka anut, bahwa mereka (kaum feminisme) menginginkan sebuah kebebasan dalam hal berpakaian di Indonesia. dan bahkan mereka menggembor-gemborkan bahwa ini adalah "HAK ASASI", bahkan mereka menyalahkan para pelaku pelecehan atau pemerkosaan yang harus disalahkan....
ya memang benar bahwa pelaku pelecehan dan pemerkosaan pasti salah karena perbuatannya, tapi bukankah hal tersebut seharusnya tidak terjadi jika penganut feminisme tidak memakai pakaian yang ketat dan mengundang hawa nafsu??? "tapi nasi sudah jadi bubur" (klo jadi bubur, berarti airnya kebanyakan dan ga tau masak nasi dong).... penyesalan pasti selalu datang belakangan.
yang ingin saya tanyakan, "apakah ga risih para kaum perempuan memakai rok mini dan pakaian ketat???". kalau menurut saya sih sebagian dari mereka sebenarnya risih dalam memakai rok mini dan pakaian ketat, tapi kebanyakan dari mereka mengatakan "ini tuntutan dari pekerjaan kami", oooo kalau itu tuntutan dari pekerjaan kalian kenapa kalian mau? kalau kalian sendiri merasa risih memakainya???
sekarang ini sedang gencar-gencarnya musik korea hingga fashion korea, semua pengen meniru apa yang dipakai artis-artis korea termasuk rok mini dan baju ketat (biar gaol gethooohh), dan kebanyakan dari mereka (kaum feminisme)tidak akan ketinggalan dalam halfashion korea sampe-sampe didalem angkot aja pake rok mini, jangankan di angkot, di pasar aja pake celana yang ketat, dan rata-rata para lelaki yang melihat pasti bilang woooooooooowww suiiitt suuuuiiiwww sambil guling-duling ditanah...(xixixixiixixiii)
bukankah terjadinya kasus pemerkosaan itu dikarenakan kaum feminisme dulu yang memancing pikiran para pelaku pemerkosaan???
illustrasi |
seperti kata-kata saya diatas, penyesalan pasti akan datang belakangan, wajar jika kasus pemerkosaan terjadi dikarenakan ada yang memancing duluan, dan jika masalah pakaian mini dan sexy disangkut pautkan dengan HAK ASASI, maka para pelaku pemerkosa juga punya HAK dwong untuk melampiaskan nafsunya. betul ga? dan pada akhirnya korban pemerkosaan juga nanti ga akan pake baju ketat lagi, itu juga kalo kapok pake baju ketat....
Islam mengajarkan untuk selalu menutup aurat bagi kaum pria dan wanita,sehingga jangan sampai orang Islam mengatakan seperti perkataan kaum feminis, yang seringkali berkilah dengan mengatakan bahwa "yang salah adalah para pemerkosanya saja. Buktinya, yang pakaiannya serba tertutup saja ada juga yang diperkosa". Ini adalah pengalihan masalah, kita tau bahwa kaum feminis bukanlah orang Islam, dan kalaupun ada orang Islam penganut feminisme sebaiknya jangan mengaku Islam jika belum tau ilmu tentang Islam.
**Orang-orang yang mengabaikan perintah agama (Islam) pada hakikatnya tengah menjerumuskan dirinya sendiri dalam kesusahan yang tidak semestinya, dan karena itu mereka pun menderita. Misalnya, Islam mengajarkan kewajiban shalat, maka shalat itulah fithrah bagi manusia. Jika manusia ‘memaksa diri’ untuk tidak shalat, pastilah dirinya sendiri yang pertama-tama akan merasakan kerugiannya. Islam juga menjadikan pernikahan sebagai fithrah, maka yang bersengaja tidak menikah pastilah menderita. Manusia dari berbagai latar belakang agama telah banyak yang memaksa diri untuk tidak menikah. Niscaya mereka pun menderita. Dengan logika yang sama, jika Islam memerintahkan ditutupnya aurat, maka setiap Muslim seharusnya meyakininya sebagai fithrah yang tak boleh diabaikan, karena pengabaiannya akan memicu suatu ketidakharmonisan sumber
No comments:
Post a Comment