Wednesday, January 16, 2013

Yerusalem dalam sekapan Zionis

Beginilah kerasnya gambaran sikap pemimpin Zionis soal klaim terhadap Yerusalem. Perdana Menteri Israel benjamin netanyahu menegaskan kota suci bagi tiga agama ini sudah menjadi tempat tinggal bangsa Yahudi sejak tiga ribu tahun silam.

Yerusalem dikuasai, fulus diraih


“Tembok Ratapan (Yerusalem Timur) bukan daerah jajahan dan saya tidak peduli apa kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai hal itu,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan tiga stasiun televisi Israel menjelang pemilihan umum Januari tahun depan. Komentarnya itu merujuk pada keputusannya mengabulkan rencana pembangunan ribuan rumah bagi pemukim Yahudi di E1 daerah tak bertuan terletak antara blok permukiman Maalih Adumim dan Yerusalem.

Menurut pemimpin Partai Likud ini, sejak mereka menguasai Yerusalem selepas Perang Enam hari 1967, pembangunan permukiman buat kaum Yahudi sudah berlangsung walau ada kecaman PBB. “Tembok Ratapan akan selalu menjadi milik Israel,” dia menegaskan, seperti dilansir surat kabar Israel Hayom.

Sejumlah pihak menuding keputusan Netanyahu menyokong pembangunan ribuan rumah itu sebagai serangan balasan atas kemenangan Palestina bulan lalu. Sebanyak 138 dari 195 negara anggota PBB dalam sidang Majelis Umum menyetujui permohonan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Rida Abbas untuk menjadikan Palestina sebagai negara non-anggota.

Namun politisi dari kelompok oposisi, seperti mantan ketua Partai Kadima Tzipi Livni, menuding Netanyahu hanya ingin meraup lebih banyak suara dari kelompok religius dan ultrakonservatif menjelang pemilihan nanti. Semua jajak pendapat menunjukkan Netanyahu bakal terpilih lagi.

Sejatinya, semua itu tidak ada hubungan. Israel memang mengklaim Yerusalem, termasuk Yerusalem Timur sebagai ibu kota abadi mereka dan tidak bisa dibagi dua dengan Palestina. Isu ini pula yang membuat hubungan netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama memanas tiga tahun lalu. Masalah ini pula yang mengganjal upaya Obama buat menggelar kembali perundingan damai antara Abbas dan Netanyahu.

Kali ini, Abbas bersuara lebih keras. Dia menegaskan keputusan itu bakal membuat proses perdamaian mati. “Jika ini dilanjutkan, tidak pilihan selain membubarkan Otoritas (Palestina) dan menyerahkan tanggung jawab soal Palestina kembali kepada Israel.”

Sejatinya, pembangunan permukiman di seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur melanggar hukum internasional. Sebab, sesuai resolusi PBB, Yerusalem masih berada di bawah wewenang PBB.

Namun, kenyataan di lapangan, Israel telah menguasai sepenuhnya Yerusalem Barat dan Timur. Sejak Knesset (parlemen Israel) mengesahkan Hukum Dasar Yerusalem pada September 1980, seluruh kantor pemerintah, termasuk istana presiden dan kediaman perdana menteri, dipindah dari Tel Aviv ke Yerusalem Barat, hanya kantor kedutaan besar asing saja belum pindah ke sana.

Untuk masuk ke Yerusalem pun, warga negara asing mesti mengurus visa Israel. Negara Bintang Daud ini juga membatasi pergerakan rakyat palestina di yerusalem, termasuk memperketat pengamanan bagi orang mau salat di Masjid Al-Aqsha.

Buat menyokong klaim politik atas Yerusalem, Israel terus berupaya mengenyahkan dominasi warga Palestina di Yerusalem Timur. Sejumlah organisasi pro-Zionis, seperti Dana Bangsa Yahudi (JNF), menyokong gerakan membeli paksa tanah dan rumah milik warga Palestina di Yerusalem Timur. Orang Palestina juga dibuat tidak betah dengan pelbagai tindakan diskriminatif.

Sejak negara Israel berdiri hingga 1967, yerusalem sudah terbelah: Yerusalem Barat buat kaum Yahudi dan Yerusalem Timur didominasi orang Palestina. Tapi kini, 45 tahun kemudian, situasinya jauh berbeda. Seluruh Yerusalem sudah dalam sekapan Israel.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...